Pariwisata di indonesia saat ini telah
tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu kehidupan manusia yang serba
ingin tahu mengenai segala sesuatu hal, peristiwa dan situasi yang terjadi
dalam berbagai bidang dengan aspek kehidupan dan lingkungannya. Rasa ingin tahu
tersebut
dapat menambah informasi dan pengetahuan yang luas. Ini merupakan salah satu faktor penunjang dalam pembangunan kegiatan pariwisata untuk dijadikan industri yang penting serta berusaha mempersiapkan berbagai fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan dari rasa ingin tahu manusia akan informasi dan pengetahuan. Berbagai upaya yang dapat dilaksanakan untuk menumbuh kembangkan industri pariwisata diantaranya pengadaan sarana akomodasi yang memadai, promosi, kemudahan perjalanan, penambahan dan pengembangan kawasan pariwisata serta mengupayakan produk-produk baru.
dapat menambah informasi dan pengetahuan yang luas. Ini merupakan salah satu faktor penunjang dalam pembangunan kegiatan pariwisata untuk dijadikan industri yang penting serta berusaha mempersiapkan berbagai fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan dari rasa ingin tahu manusia akan informasi dan pengetahuan. Berbagai upaya yang dapat dilaksanakan untuk menumbuh kembangkan industri pariwisata diantaranya pengadaan sarana akomodasi yang memadai, promosi, kemudahan perjalanan, penambahan dan pengembangan kawasan pariwisata serta mengupayakan produk-produk baru.
Perkembangan dunia
pariwisata telah mengalami berbagai perubahan baik perubahan pola, bentuk dan
sifat kegiatan, serta dorongan orang untuk melakukan perjalanan, cara berpikir,
maupun sifat perkembangan itu sendiri. Pariwisata merupakan industri
gaya baru yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal menumbuh kembangkan industri pariwisata
di Indonesia didukung dengan QANUN
NO.5 TAHUN 2007 pasal 55. DINAS kebudayaan pariwisata dan pelaku pariwisata
mempunyai tugas melaksanakan tugas umum pemerintah dan pembangunan di bidang
kebudayaan dan pariwisata secara islami. dan di dukung oleh UU No.9 Tahun 1990 yang menyebutkan bahwa “Keberadaan objek wisata
pada suatu daerah akan sangat menguntungkan, antara lain meningkatnya
Pendapatan Asli Daerah (PAD), meningkatnya taraf hidup masyarakat, memperluas
kesempatan kerja, meningkatkan rasa cinta lingkungan, serta melestarikan alam
dan budaya setempat”. Perkembangan suatu daerah pada dasarnya selaras dengan
tingkat perkembangan penduduk dan kegiatannya yang merupakan elemen-elemen
penunjang dalam perkembangannya. di samping itu pariwisata sebagai suatu
sektor yang kompleks meliputi industri-industri seperti industri kerajinan
tangan, industri cinderamata, penginapan dan transportasi. Sebagai industri
jasa yang digolongkan sebagai industri ketiga, Pariwisata cukup berperan
penting dalam menetapkan kebijaksanaan mengenai kesempatan kerja, dengan alasan
semakin mendesaknya tuntutan akan kesempatan kerja yang tetap sehubungan dengan
selalu meningkatnya wisata di masa yang akan datang. Sektor pariwisata
saat ini menjadi salah satu sektor unggulan bagi pemerintah Republik Indonesia
dalam mendapatkan devisa negara. Untuk meningkatkan jumlah kunjungan pariwisata
ke Aceh khususnya ke Aceh Timur,
Aceh Timur merupakan salah satu daerah di Provinsi
Aceh sebagai daerah syariat Islam, Syariat Islam merupakan sesuatu yang
universal. Hal ini tentu saja mencakup pada sektor pariwisata. konsep
kepariwisataan yang Islami di dipandang khas, Karena menuntut adanya
penyesuaian dengan konteks pelaksanaan syariat Islam. Konsep ini terkait dengan
harapan agar daerah wisata di Aceh Timur
terhindar dari alkohol, judi, diskotik, zina, dan tersedianya makanan dijamin halal, memakai busana Islami,
serta pemisahan laki-laki dan perempuan pada area sort dan fitness, tersedia
mushalla disetiap lokasi wisata, pengelolaan wisata yang di biayai dengan
sistem syariat, atraksi Islami, membentuk masyarakat pariwisata Islami, pusat
makanan dan restoran yang memiliki kepastian halal, kerajinan cendera mata yang
Islami, dan sebagainya.
Pemahaman wisata dalam Islam adalah safar untuk
merenungi keindahan ciptaan Allah Ta’la, menikmati indahnya
alam sebagai pendorong jiwa manusia untuk menguatkan keimanan
terhadap keesaan Allah dan memotivasi menunaikan kewajiban hidup. Karena
refresing jiwa perlu untuk memulai semangat kerja baru dan berjalan serta pergi
ke beberapa tempat untuk melihat berbagai peninggalan sebagai nasehat,
pelajaran dan manfaat lainnya, Tempat-tempat wisata di Aceh Timur, harus sesuai dengan lebel dan jati
diri sebagai daerah syariat. karena dari begitu banyaknya tempat wisata di Aceh
Timur, harus memiliki fasilitas shalat yang bersih dan nyaman, sampai juga pada
WC yang bersih. Sehingga terkesan bahwa ditempat wisata shalat menjadi prioritas utama untuk dilaksanakan.
Faktor lain yang memajukan wisata Islami, adalah pola hidup masyarakat yang
ramah lingkungan. sebuah pemandangan yang menyejukan dan kenyamanan saat kita
menyaksikan bibir pantai yang indah, bersih dan terhindar dari sampah yang
merupakan hasil buangan manusia (pengunjung dan masyarakat setempat), dengan di
dukung dengan rasa malu dan berdosa mereka membuang botol minuman dan kemasan makanan
dan menumbuhkan kesadaran untuk dapat
memperdulikan kesehatan, keselamatan dan kebersihan lingkungan.
Islam
telah mensyariatkan untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian
lingkungan.Banyak dalil naqli yang terdapat dalam Al-Quran tentang kewajiban menjaga
kelestarian lingkungan seperti yang terdapat dalam Surat Al A’raf ayat 56-58 :
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepadanya rasa takut (tidak akan diterima) dan
harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada
orang-orang yang berbuat baik. Dan dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa
berita gembira sebelum kedatangan rahma Nya (hujan) hingga apabila angin itu
telah membawa awan mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami
turunkan hujan di daerah itu. Maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu
berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah kami membangkitkan orang-orang yang
telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. Dan tanah yang baik, tanam-tanamannya
tumbuh dengan seizin Allah, dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya
hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami)
bagi orang-orang yang bersyukur.” Pesan-pesan Al-Quran sangat jelas dan
visioner. Selain itu Islam sangat resisten terhadap perilaku merusak lingkungan
dan segala jenis yang bertentangan dengan etika dan moralitas. Andai saja
fenomena positif ini kita jalankan di, serta dapat menampilkan yang sebenarnya ciri khas wisata kita yang perlu
kita tawarkan pada wisatawan asing, objek wisata akan menarik jika mempunyai
ciri spesifik yang tidak dimiliki orang lain.
Kita
seharusnya sedikit belajar dari Bali, bagaimana mereka mampu menarik para
wisatawan dengan ciri khas budaya ke-Hinduannya. Kita rasa tidak ada salahnya
jika kita memformulasikan Wisata Islami sebagai pilot project untuk
meningkatkan minat para wisatawan untuk berkunjung ke Aceh Timur. Kita jadikan
Wisata Islami sesuatu yang unik, menarik, dan menyenangkan, bukan sesuatu yang
ditakuti, dengan merubah perilaku premanisme menjadi perilaku yang santun, dari
etnosentrisme menjadi sikap yang toleran, tidak ada lagi hukum jalanan terhadap
pelanggar syariat ditempat-tempat wisata, seperti membogem secara massal,
memandikan dengan air comberan, dan segala jenis hukuman fisik lainnya yang
tidak manusiawi. Karena Islam adalah agama yang santun, punya tatanan dan hukum
yang humanis. Jangan salah kaprah dalam penerapan syariat hanya karena sikap
fanatik buta.
Sudah
saatnya Pemerintah, Tokoh Agama, dan Adat, Melalui Asosiasi Pelaku Pariwisata
Indonesia Aceh Timur untuk
mensosialisasikan bentuk-bentuk wisata yang bernuansa syariat kepada masyarakat
melalui pemahaman yang bersifat mendidik dengan pendekatan nurani, bukan bersifat
paksaan. Dengan menjadikan sebagai wisata Islami, setidaknya kita bisa
mengembalikan citra terbaik yang selama ini telah terkoyak oleh hitamnya
kehidupan dimasa konflik, dan mampu meresap kembali dan menambah Pendapatan
Asli Daerah, membangun perekonomian masyarakat, dan mengurangi angka
pengangguran lewat sektor wisata yang
Islami dan kondusif di kabupaten Aceh Timur, lalu kita tunjukkan pada dunia
bahwa Islam bukan hanya sebatas doktrin tapi merupakan kompleksitas dari budaya
yang mencakup semua nilai-nilai kehidupan yang menjadi Rahmatallila’lamin.
Insya Allah.
Penerapan
syariat Islam di Kabupaten Aceh Timur dinilai bukanlah hal yang akan menghambat
pengembangan pariwisata. Bahkan, ini justru memberi nilai lebih. ''Penerapan
syariat Islam akan menjadi ciri menarik pariwisata yang berbeda dengan daerah lain di Indonesia.
Penerapan syariat Islam akan menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman dan
damai. Selain itu, dalam syariat Islam di Aceh Timur juga diterapkan kewajiban untuk bersikap ramah
kepada tamu dimana itulah yang diharapkan wisatawan. Pengembangan pariwisata di
Aceh Timur tidak bertentangan dengan syariat Islam maupun adat tradisi
yang berlaku di Aceh Timur dan Dewan Pengurus Cabang Asosiasi Pelaku Pariwisata
Indonesia Kabupaten Aceh Timur nantinya dapat mengharapkan
ke depan wisatawan domestik juga akan lebih banyak yang berlibur ke Aceh Timur.
Harapan kita nantinya Pemerintah melalui Dewan Perwakilan Cabang Asosiasi
Pelaku Pariwisata Indonesia Kabupaten Aceh Timur dapat
mengembangkan Wisata Alam, Wisata Reliji, Wisata Dayah,wisata sulok,berqurban,
Santri singkat,Wisata Kuliener, Wisata Sejarah
dan Wisata Geriliya guna menarik minat wisatawan berkunjung ke Aceh Timur. “
Aceh Timur memiliki potensi yang besar di sektor wisata. Inilah yang akan
DPC-ASPPI Aceh Timur kembangkan
agar menjadi destinasi bagi wisatawan,” Pariwisata
Kabupaten Aceh Timur ini sangat potensial untuk dikembangkan sehingga dapat
mendatangkan banyak wisatawan baik wisatawan dalam negeri maupun mancanegara.
Untuk dapat mengembangkan dan memajukan kegiatan wisata tersebut diperlukan
sebuah pengelolaan yang baik dengan didukung oleh sumber daya manusia yang ahli
di bidang pariwisata.
Dalam upaya
peningkatan dan pengelolaan sumber daya alam tata ruang dan lingkungan hidup,
sektor pariwisata dan kebudayaan dapat dijadikan sektor andalan perekonomian
daerah Aceh Timur yang berbasiskan sumber daya alam dan budaya yang lestari dan
agamis. Oleh karena itu dalam pengelolaannya harus memiliki daya saing
tersendiri yang dapat menuju Kabupaten Aceh Timur menjadi daerah tujuan wisata
Islami di Aceh. Banyak dan tersebarnya sumber daya alam dan khasanah budaya
yang dapat mendukung keberhasilan pengelolaan kepariwisataan dapat dijadikan
bahan guna menopang Pendapatan Asli Daerah Aceh Timur dengan melibatkan sumber
daya manusia yang handal menuju pertumbuhan perekonomian Masyarakat Aceh Timur
dan kesejahteraan Masyarakat Aceh Timur.
Dewan Perwakilan Cabang Asosiasi Pelaku
Pariwisata Indonesia Kabupaten Aceh Timur
tidak bisa berdiri sendiri melainkan harus bekerjasama dengan pemerintah
Kabupaten Aceh Timur dan pihak swasta sebagaimana yang akan direncanakan untuk
berjalan sekarang ini dengan adanya peningkatan. Sumber daya manusia merupakan
salah satu sumber daya yang diperlukan dalam pengelolaan pariwisata. Oleh
karena itu sumber daya manusia yang ada di Kabupaten Aceh Timur dapat
dimanfaatkan dan direkrut untuk melakukan pengelolaan pariwisata di daerahnya,
hal ini harus ditunjang oleh pendidikan dan keterampilan di bidang pariwisata,
Sebagaimana dimaklumi bahwa Kabupaten Aceh Timur merupakan salah satu daerah di
Propinsi Aceh yang memiliki kesuburan dan keindahan alam, kekayaan seni budaya
serta sejarah kerajaan islam. Obyek wisata alam dan sumber air yang ada di
beberapa tempat merupakan modal dasar yang tidak dapat dipisahkan dari
nilai-nilai tradisi dan budaya yang telah menjadi bagian dari kehidupan
masyarakat yang bercorak agraris. Sehingga praktis obyek pariwisata yang ada di
Kabupaten Aceh Timur kebanyakan merupakan Objek Wisata Alam,Wisata Sejarah dan
Wisata Reliji. Kabupaten Aceh Timur menjadi terkenal karena peristiwa sejarah
kerajaan islam nya Salah satu daerah tujuan wisata di Kabupaten Aceh Timur, Banyak potensi yang mendukung pengembangan wisata reliji
tersebut. Seperti, Kerajaan Islam Peureulak merupakan kerajaan Islam pertama di
Asia Tenggara. Kerajaan ini didirikan pada tahun 840 M dengan raja pertama
Sultan Alaidin Sayed Maulana Abdul Aziz Syah (840-864 M) sisa-sisa
peninggalannya yang masih dapat ditemukan sekarang adalah Makam Sultan Sayed
Maulana Abdul Aziz Syah dan Istrinya serta makam Said Machdum Alaidin Malek
Abdullah. Bekas kerajaan Islam Peureulak ini terletak 6 Km dari Kota Peureulak.
Selain itu, situs-situs Islam bersejarah lainnya, seperti makam Sultan Ahmad
Albaqari, Tengku Dimadat, Sultan Malik Ahmad, Tengku Awe Dhuk, Tengku Tanoh Mirah,
Raja-Raja Labuhan, Raja Nago, Tengku Guci, Sultan Ahmad Syah, Nurul A'la,Sultan
Sayed Maulana, Nurqodimah, Tengku Abubakar Syidiq, Sultan Maqdum Alaidisyah,
Putri Zawiyah Cot Kala.
Dengan potensi tersebut, ini
merupakan peluang bagi menarik minat
wisatawan berkunjung ke Aceh Timur. Peluang ini harus dikembangkan oleh
DPC-ASPPI Aceh Timur dengan jalan mempromosikan serta menggelar berbagai kegiatan bernuansa
Islami, Pariwisata merupakan salah satu andalan Kabupaten Aceh Timur
karena kontribusi obyek wisata tidak hanya menambah Pendapatan Asli daerah
(PAD) Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, tetapi juga membuka lapangan usaha yang
sekaligus meningkatkan taraf perekonomian masyarakat di sekitar obyek wisata..
Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung memberi, menyentuh dan
melibatkan masyarakat sehingga mambawa dampak terhadap masyarakat setempat.
Pariwisata juga menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat antara lain
sosial ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan. Selain itu industri pariwisata
tidak hanya terkait pada atraksi wisata, tetapi juga terkait dengan industri
lain, seperti perhotelan, restoran, angkutan (darat, laut, dan udara) dan
produk-produk industri lainnya.
Perkembangan
pariwisata dewasa ini sangat pesat dan memberikan peluang terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional, regional maupun lokal. Untuk itu pembangunan pariwisata terus
dipacu dan DPC-ASPPI Aceh Timur mempunyai keyakinan bahwa pariwisata dapat
menjadi sektor andalan menggantikan minyak dan gas bumi yang selama ini menjadi
tumpuan pemerintah dalam menunjang penerimaan negara. Melihat kondisi demikian,
maka Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia Kabupaten Aceh Timur dewasa ini
merencanakan memacu pembangunan sektor
pariwisata, hal ini terlihat dengan adanya upaya Pemerintah Daerah Aceh Timur
dalam melakukan pengembangan. Hal ini tentunya sangat sesuai dengan kondisi
alam yang sebagian besar merupakan perbukitan, Kondisi alam yang seperti itu
tentunya sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai aset pariwisata. Selain itu
pula, Kabupaten Aceh Timur masih memiliki seni dan tradisi budaya tradisional
yang sampai saat ini tetap terjaga keasliannya.
Dewan Pengurus Cabang Asosiasi Pelaku Pariwisata Kabupaten (DPC-ASPPI) Aceh
Timur sebagai Mitra pemerintah Aceh Timur mengharapkan nantinya pemerintah Aceh
Timur mempunyai program untuk meningkatkan sektor pariwisata menjadi salah satu
aset andalan daerah dan pemerintah pun memiliki misi untuk menjadikan
pariwisata Alam dan Sejarah Kerajaan Islam
menjadi kan Pengelolaan yang terdepan di wilayah Aceh Timur dengan
mengoptimalkan pendayagunaan pariwisata daerah, meningkatkan daya saing
pariwisata, dan menempatkan sebagai tujuan wisata utama di Aceh. Untuk
mewujudkan program tersebut, Asosiasi
Pelaku Pariwisata Kabupaten Aceh Timur telah menentukan langkah-langkah yang
akan direncanakan untuk dilakukan antara lain, melakukan kerjasama dengan
pemerintah dalam hal meningkatkan sarana
dan prasarana yang diarahkan pada pembangunan dan peningkatan prasarana
penunjang secara optimal di kawasan wisata, serta peningkatan sarana prasarana
wisata di objek untuk meningkatkan tarik wisata.
Langkah selanjutnya, diarahkan pada pendayagunaan dan pemantapan
perencanaan pembangunan pariwisata daerah secara konprehensif, untuk
meningkatkan promosi pariwisata daerah ke lingkup regional, nasional dan
internasional serta meningkatkan pendayagunaan potensi pariwisata alam, budaya,
sejarah dan pembangunan dan juga meningkatkan pengelolaan pariwisata ke arah
yang lebih profesional. Untuk meningkatkan daya tarik pariwisata di Aceh
Timur Asosiasi Pelaku Pariwisata
Indonesia Kabupaten Aceh Timur perlu juga melihat sisi lain yaitu tetap menjaga
budaya masyarakat Aceh Timur yang tetap menjungjung tinggi norma dan moral agama
Islam.
Potensi wisata yang ada di Kabupaten Aceh Timur sangat besar, akan tetapi
belum seluruhnya dikelola secara profesional, sehingga dapat bermanfaat dalam
menunjang penerimaan daerah dan terutama dalam meningkatkan taraf hidup
masyarakat setempat. Dewan Pengurus Cabang Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia
Kabupaten Aceh Timur Bersama Pemerintah Kabupaten Aceh Timur dalam hal ini
sangat berkepentingan terhadap upaya pengembangan pariwisata daerah. Maka
sebagai pihak yang memiliki peran sebagai fasilitator secara langsung maupun
secara tidak langsung peran yang disandang tersebut sangat strategis dalam
mewujudkan upaya-upaya ke arah pengembangannya. Perencanaan strategis merupakan
salah satu dari sekian jenis perencanaan, merupakan suatu perencanaan yang perlu dibuat oleh Pemerintah
Daerah dan Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia Kabupaten Aceh Timur dalam
rangka menentukan strategi-strategi yang efektif untuk digunakan dalam
mengembangkan sektor ini, karena lebih bersifat komprehensif dalam arti lebih
memfokuskan pada analisis lingkungan secara keseluruhan, baik lingkungan
eksternal, maupun lingkungan internal.
By; Muhammadar, S.Pd
picture; http://dkmhigashifuji.files.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar