Senin, 01 September 2014

Aceh Timur sebagai Pilot Project Wisata Islami


Pariwisata di indonesia saat ini telah tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu kehidupan manusia yang serba ingin tahu mengenai segala sesuatu hal, peristiwa dan situasi yang terjadi dalam berbagai bidang dengan aspek kehidupan dan lingkungannya. Rasa ingin tahu tersebut
dapat menambah informasi dan pengetahuan yang luas. Ini merupakan salah satu faktor penunjang dalam pembangunan kegiatan pariwisata untuk dijadikan industri yang penting serta berusaha mempersiapkan berbagai fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan dari rasa ingin tahu manusia akan informasi dan pengetahuan. Berbagai upaya yang dapat dilaksanakan untuk menumbuh kembangkan industri pariwisata diantaranya pengadaan sarana akomodasi yang memadai, promosi, kemudahan perjalanan, penambahan dan pengembangan kawasan pariwisata serta mengupayakan produk-produk baru.
Perkembangan dunia pariwisata telah mengalami berbagai perubahan baik perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan, serta dorongan orang untuk melakukan perjalanan, cara berpikir, maupun sifat perkembangan itu sendiri. Pariwisata merupakan industri gaya baru yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal menumbuh kembangkan industri pariwisata di Indonesia didukung dengan            QANUN NO.5 TAHUN 2007 pasal 55. DINAS kebudayaan pariwisata dan pelaku pariwisata mempunyai tugas melaksanakan tugas umum pemerintah dan pembangunan di bidang kebudayaan dan pariwisata secara islami. dan di dukung oleh  UU No.9 Tahun 1990 yang menyebutkan bahwa “Keberadaan objek wisata pada suatu daerah akan sangat menguntungkan, antara lain meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), meningkatnya taraf hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan rasa cinta lingkungan, serta melestarikan alam dan budaya setempat”. Perkembangan suatu daerah pada dasarnya selaras dengan tingkat perkembangan penduduk dan kegiatannya yang merupakan elemen-elemen penunjang dalam perkembangannya. di samping itu pariwisata sebagai suatu sektor yang kompleks meliputi industri-industri seperti industri kerajinan tangan, industri cinderamata, penginapan dan transportasi. Sebagai industri jasa yang digolongkan sebagai industri ketiga, Pariwisata cukup berperan penting dalam menetapkan kebijaksanaan mengenai kesempatan kerja, dengan alasan semakin mendesaknya tuntutan akan kesempatan kerja yang tetap sehubungan dengan selalu meningkatnya wisata di masa yang akan datang. Sektor pariwisata saat ini menjadi salah satu sektor unggulan bagi pemerintah Republik Indonesia dalam mendapatkan devisa negara. Untuk meningkatkan jumlah kunjungan pariwisata ke Aceh khususnya ke  Aceh Timur, 
Aceh Timur merupakan salah satu daerah di Provinsi Aceh sebagai daerah syariat Islam, Syariat Islam merupakan sesuatu yang universal. Hal ini tentu saja mencakup pada sektor pariwisata. konsep kepariwisataan yang Islami di dipandang khas, Karena menuntut adanya penyesuaian dengan konteks pelaksanaan syariat Islam. Konsep ini terkait dengan harapan agar daerah wisata di Aceh Timur  terhindar dari alkohol, judi, diskotik, zina, dan tersedianya  makanan dijamin halal, memakai busana Islami, serta pemisahan laki-laki dan perempuan pada area sort dan fitness, tersedia mushalla disetiap lokasi wisata, pengelolaan wisata yang di biayai dengan sistem syariat, atraksi Islami, membentuk masyarakat pariwisata Islami, pusat makanan dan restoran yang memiliki kepastian halal, kerajinan cendera mata yang Islami, dan sebagainya.
Pemahaman wisata dalam Islam adalah safar untuk merenungi keindahan   ciptaan Allah Ta’la, menikmati indahnya alam  sebagai pendorong  jiwa manusia untuk menguatkan keimanan terhadap keesaan Allah dan memotivasi menunaikan kewajiban hidup. Karena refresing jiwa perlu untuk memulai semangat kerja baru dan berjalan serta pergi ke beberapa tempat untuk melihat berbagai peninggalan sebagai nasehat, pelajaran dan manfaat lainnya, Tempat-tempat wisata di Aceh Timur, harus sesuai dengan lebel dan jati diri sebagai daerah syariat. karena dari begitu banyaknya tempat wisata di Aceh Timur, harus memiliki fasilitas shalat yang bersih dan nyaman, sampai juga pada WC yang bersih. Sehingga terkesan bahwa ditempat wisata shalat  menjadi prioritas utama untuk dilaksanakan. Faktor lain yang memajukan wisata Islami, adalah pola hidup masyarakat yang ramah lingkungan. sebuah pemandangan yang menyejukan dan kenyamanan saat kita menyaksikan bibir pantai yang indah, bersih dan terhindar dari sampah yang merupakan hasil buangan manusia (pengunjung dan masyarakat setempat), dengan di dukung dengan rasa malu dan berdosa mereka membuang botol minuman dan kemasan makanan dan menumbuhkan kesadaran untuk dapat  memperdulikan kesehatan, keselamatan dan kebersihan lingkungan.
Islam telah mensyariatkan untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan.Banyak dalil naqli yang terdapat dalam Al-Quran tentang kewajiban menjaga kelestarian lingkungan seperti yang terdapat dalam Surat Al A’raf ayat 56-58 : “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadanya rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahma Nya (hujan) hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu. Maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. Dan tanah yang baik, tanam-tanamannya tumbuh dengan seizin Allah, dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.” Pesan-pesan Al-Quran sangat jelas dan visioner. Selain itu Islam sangat resisten terhadap perilaku merusak lingkungan dan segala jenis yang bertentangan dengan etika dan moralitas. Andai saja fenomena positif ini kita jalankan di, serta dapat menampilkan yang  sebenarnya ciri khas wisata kita yang perlu kita tawarkan pada wisatawan asing, objek wisata akan menarik jika mempunyai ciri spesifik yang tidak dimiliki orang lain.
Kita seharusnya sedikit belajar dari Bali, bagaimana mereka mampu menarik para wisatawan dengan ciri khas budaya ke-Hinduannya. Kita rasa tidak ada salahnya jika kita memformulasikan Wisata Islami sebagai pilot project untuk meningkatkan minat para wisatawan untuk berkunjung ke Aceh Timur. Kita jadikan Wisata Islami sesuatu yang unik, menarik, dan menyenangkan, bukan sesuatu yang ditakuti, dengan merubah perilaku premanisme menjadi perilaku yang santun, dari etnosentrisme menjadi sikap yang toleran, tidak ada lagi hukum jalanan terhadap pelanggar syariat ditempat-tempat wisata, seperti membogem secara massal, memandikan dengan air comberan, dan segala jenis hukuman fisik lainnya yang tidak manusiawi. Karena Islam adalah agama yang santun, punya tatanan dan hukum yang humanis. Jangan salah kaprah dalam penerapan syariat hanya karena sikap fanatik buta.
Sudah saatnya Pemerintah, Tokoh Agama, dan Adat, Melalui Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia Aceh Timur  untuk mensosialisasikan bentuk-bentuk wisata yang bernuansa syariat kepada masyarakat melalui pemahaman yang bersifat mendidik dengan pendekatan nurani, bukan bersifat paksaan. Dengan menjadikan  sebagai  wisata Islami, setidaknya kita bisa mengembalikan citra terbaik yang selama ini telah terkoyak oleh hitamnya kehidupan dimasa konflik, dan mampu meresap kembali dan menambah Pendapatan Asli Daerah, membangun perekonomian masyarakat, dan mengurangi angka pengangguran  lewat sektor wisata yang Islami dan kondusif di kabupaten Aceh Timur, lalu kita tunjukkan pada dunia bahwa Islam bukan hanya sebatas doktrin tapi merupakan kompleksitas dari budaya yang mencakup semua nilai-nilai kehidupan yang menjadi Rahmatallila’lamin. Insya Allah.
Penerapan syariat Islam di Kabupaten Aceh Timur  dinilai bukanlah hal yang akan menghambat pengembangan pariwisata. Bahkan, ini justru memberi nilai lebih. ''Penerapan syariat Islam akan menjadi ciri menarik pariwisata  yang berbeda dengan daerah lain di Indonesia. Penerapan syariat Islam akan menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman dan damai. Selain itu, dalam syariat Islam di Aceh Timur  juga diterapkan kewajiban untuk bersikap ramah kepada tamu dimana itulah yang diharapkan wisatawan. Pengembangan pariwisata di Aceh Timur tidak  bertentangan dengan syariat Islam maupun adat tradisi yang berlaku di Aceh Timur dan Dewan Pengurus Cabang Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia Kabupaten Aceh Timur  nantinya dapat mengharapkan ke depan wisatawan domestik juga akan lebih banyak yang berlibur ke Aceh Timur.
Harapan kita nantinya Pemerintah  melalui Dewan Perwakilan Cabang Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia Kabupaten Aceh Timur  dapat  mengembangkan Wisata Alam, Wisata Reliji, Wisata Dayah,wisata sulok,berqurban, Santri singkat,Wisata Kuliener, Wisata Sejarah dan Wisata Geriliya guna menarik minat wisatawan berkunjung ke Aceh Timur. “ Aceh Timur memiliki potensi yang besar di sektor wisata. Inilah yang akan DPC-ASPPI  Aceh Timur kembangkan agar  menjadi destinasi bagi wisatawan,” Pariwisata Kabupaten Aceh Timur ini sangat potensial untuk dikembangkan sehingga dapat mendatangkan banyak wisatawan baik wisatawan dalam negeri maupun mancanegara. Untuk dapat mengembangkan dan memajukan kegiatan wisata tersebut diperlukan sebuah pengelolaan yang baik dengan didukung oleh sumber daya manusia yang ahli di bidang pariwisata.
Dalam upaya peningkatan dan pengelolaan sumber daya alam tata ruang dan lingkungan hidup, sektor pariwisata dan kebudayaan dapat dijadikan sektor andalan perekonomian daerah Aceh Timur yang berbasiskan sumber daya alam dan budaya yang lestari dan agamis. Oleh karena itu dalam pengelolaannya harus memiliki daya saing tersendiri yang dapat menuju Kabupaten Aceh Timur menjadi daerah tujuan wisata Islami di Aceh. Banyak dan tersebarnya sumber daya alam dan khasanah budaya yang dapat mendukung keberhasilan pengelolaan kepariwisataan dapat dijadikan bahan guna menopang Pendapatan Asli Daerah Aceh Timur dengan melibatkan sumber daya manusia yang handal menuju pertumbuhan perekonomian Masyarakat Aceh Timur dan kesejahteraan Masyarakat Aceh Timur.
Dewan Perwakilan Cabang Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia Kabupaten Aceh Timur  tidak bisa berdiri sendiri melainkan harus bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Aceh Timur dan pihak swasta sebagaimana yang akan direncanakan untuk berjalan sekarang ini dengan adanya peningkatan. Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang diperlukan dalam pengelolaan pariwisata. Oleh karena itu sumber daya manusia yang ada di Kabupaten Aceh Timur dapat dimanfaatkan dan direkrut untuk melakukan pengelolaan pariwisata di daerahnya, hal ini harus ditunjang oleh pendidikan dan keterampilan di bidang pariwisata, Sebagaimana dimaklumi bahwa Kabupaten Aceh Timur merupakan salah satu daerah di Propinsi Aceh yang memiliki kesuburan dan keindahan alam, kekayaan seni budaya serta sejarah kerajaan islam. Obyek wisata alam dan sumber air yang ada di beberapa tempat merupakan modal dasar yang tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai tradisi dan budaya yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat yang bercorak agraris. Sehingga praktis obyek pariwisata yang ada di Kabupaten Aceh Timur kebanyakan merupakan Objek Wisata Alam,Wisata Sejarah dan Wisata Reliji. Kabupaten Aceh Timur menjadi terkenal karena peristiwa sejarah kerajaan islam nya Salah satu daerah tujuan wisata di Kabupaten Aceh Timur, Banyak potensi yang mendukung pengembangan wisata reliji tersebut. Seperti, Kerajaan Islam Peureulak merupakan kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara. Kerajaan ini didirikan pada tahun 840 M dengan raja pertama Sultan Alaidin Sayed Maulana Abdul Aziz Syah (840-864 M) sisa-sisa peninggalannya yang masih dapat ditemukan sekarang adalah Makam Sultan Sayed Maulana Abdul Aziz Syah dan Istrinya serta makam Said Machdum Alaidin Malek Abdullah. Bekas kerajaan Islam Peureulak ini terletak 6 Km dari Kota Peureulak. Selain itu, situs-situs Islam bersejarah lainnya, seperti makam Sultan Ahmad Albaqari, Tengku Dimadat, Sultan Malik Ahmad, Tengku Awe Dhuk, Tengku Tanoh Mirah, Raja-Raja Labuhan, Raja Nago, Tengku Guci, Sultan Ahmad Syah, Nurul A'la,Sultan Sayed Maulana, Nurqodimah, Tengku Abubakar Syidiq, Sultan Maqdum Alaidisyah, Putri Zawiyah Cot Kala. 
Dengan potensi tersebut, ini merupakan peluang bagi  menarik minat wisatawan berkunjung ke Aceh Timur. Peluang ini harus dikembangkan oleh DPC-ASPPI Aceh Timur dengan jalan mempromosikan   serta menggelar berbagai kegiatan bernuansa Islami, Pariwisata merupakan salah satu andalan Kabupaten Aceh Timur karena kontribusi obyek wisata tidak hanya menambah Pendapatan Asli daerah (PAD) Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, tetapi juga membuka lapangan usaha yang sekaligus meningkatkan taraf perekonomian masyarakat di sekitar obyek wisata.. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung memberi, menyentuh dan melibatkan masyarakat sehingga mambawa dampak terhadap masyarakat setempat. Pariwisata juga menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat antara lain sosial ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan. Selain itu industri pariwisata tidak hanya terkait pada atraksi wisata, tetapi juga terkait dengan industri lain, seperti perhotelan, restoran, angkutan (darat, laut, dan udara) dan produk-produk industri lainnya.
Perkembangan pariwisata dewasa ini sangat pesat dan memberikan peluang terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, regional maupun lokal. Untuk itu pembangunan pariwisata terus dipacu dan DPC-ASPPI Aceh Timur mempunyai keyakinan bahwa pariwisata dapat menjadi sektor andalan menggantikan minyak dan gas bumi yang selama ini menjadi tumpuan pemerintah dalam menunjang penerimaan negara. Melihat kondisi demikian, maka Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia Kabupaten Aceh Timur dewasa ini merencanakan  memacu pembangunan sektor pariwisata, hal ini terlihat dengan adanya upaya Pemerintah Daerah Aceh Timur dalam melakukan pengembangan. Hal ini tentunya sangat sesuai dengan kondisi alam yang sebagian besar merupakan perbukitan, Kondisi alam yang seperti itu tentunya sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai aset pariwisata. Selain itu pula, Kabupaten Aceh Timur masih memiliki seni dan tradisi budaya tradisional yang sampai saat ini tetap terjaga keasliannya.
Dewan Pengurus Cabang Asosiasi Pelaku Pariwisata Kabupaten (DPC-ASPPI) Aceh Timur sebagai Mitra pemerintah Aceh Timur mengharapkan nantinya pemerintah Aceh Timur mempunyai program untuk meningkatkan sektor pariwisata menjadi salah satu aset andalan daerah dan pemerintah pun memiliki misi untuk menjadikan pariwisata Alam dan Sejarah Kerajaan Islam  menjadi kan Pengelolaan yang terdepan di wilayah Aceh Timur dengan mengoptimalkan pendayagunaan pariwisata daerah, meningkatkan daya saing pariwisata, dan menempatkan sebagai tujuan wisata utama di Aceh. Untuk mewujudkan program tersebut,  Asosiasi Pelaku Pariwisata Kabupaten Aceh Timur telah menentukan langkah-langkah yang akan direncanakan untuk dilakukan antara lain, melakukan kerjasama dengan pemerintah dalam hal  meningkatkan sarana dan prasarana yang diarahkan pada pembangunan dan peningkatan prasarana penunjang secara optimal di kawasan wisata, serta peningkatan sarana prasarana wisata di objek untuk meningkatkan tarik wisata.
Langkah selanjutnya, diarahkan pada pendayagunaan dan pemantapan perencanaan pembangunan pariwisata daerah secara konprehensif, untuk meningkatkan promosi pariwisata daerah ke lingkup regional, nasional dan internasional serta meningkatkan pendayagunaan potensi pariwisata alam, budaya, sejarah dan pembangunan dan juga meningkatkan pengelolaan pariwisata ke arah yang lebih profesional. Untuk meningkatkan daya tarik pariwisata di Aceh Timur  Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia Kabupaten Aceh Timur perlu juga melihat sisi lain yaitu tetap menjaga budaya masyarakat Aceh Timur yang tetap menjungjung tinggi norma dan moral agama Islam.
Potensi wisata yang ada di Kabupaten Aceh Timur sangat besar, akan tetapi belum seluruhnya dikelola secara profesional, sehingga dapat bermanfaat dalam menunjang penerimaan daerah dan terutama dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat. Dewan Pengurus Cabang Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia Kabupaten Aceh Timur Bersama Pemerintah Kabupaten Aceh Timur dalam hal ini sangat berkepentingan terhadap upaya pengembangan pariwisata daerah. Maka sebagai pihak yang memiliki peran sebagai fasilitator secara langsung maupun secara tidak langsung peran yang disandang tersebut sangat strategis dalam mewujudkan upaya-upaya ke arah pengembangannya. Perencanaan strategis merupakan salah satu dari sekian jenis perencanaan, merupakan suatu  perencanaan yang perlu dibuat oleh Pemerintah Daerah dan Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia Kabupaten Aceh Timur dalam rangka menentukan strategi-strategi yang efektif untuk digunakan dalam mengembangkan sektor ini, karena lebih bersifat komprehensif dalam arti lebih memfokuskan pada analisis lingkungan secara keseluruhan, baik lingkungan eksternal, maupun lingkungan internal.
By; Muhammadar, S.Pd 
picture; http://dkmhigashifuji.files.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar